Langsung ke konten utama

NOVEL SEJARAH API TAUHID BY HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

“Diantara yang paling penting yang telah aku pelajari dan aku dapatkan dari kehidupan sosial manusia sepanjang hidup adalah bahwa yang paling layak untuk dicintai adalah cinta itu sendiri, dan yang paling layak untuk dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri. Dengan kata lain, tabiat cinta yang menjadi jaminan tentramnya kehidupan social manusia dan menjadi faktor penting terwujudnya kebahagian, itu lebih layak dicintai. Sebaliknya, tabiat permusuhan dan kebencian yang menjadi faktor perusak tatanan sosial merupakan sifat paling buruk dan paling berbahaya. Ia paling laying dihindari dan dijauhi.”

Informasi Buku
Judul : Api Tauhid
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika Penerbit
Tebal Buku : xxxvi+588 hal
Cetakan X, September 2015

Api tauhid, novel sejarah pertama yang aku punya dan baca hhaha tapi seru sih penggabungan antara cerita fiksi tokoh Fahmi dan cerita sejarah Badiuzzaman Said Nursi. Lha karna kemarin sering nemu quote Badiuzzaman Said Nursi akhirnya baca buku ini lagi. Cuma sayang bukunya udah banyak bercak coklatnya huhuuu…

Berawal dari cerita fiksi si tokoh Fahmi, mahasiswa madinah asal lumajang yang mempunyai masalah dengan istri yang baru saja ia nikahi. Untuk menghibur Fahmi, temannya kemudian mengajak napak tilas sejarah Badiuzzaman Said Nursi di Turki.

Dari novel ini jadi ada bayangan tentang perang dunia pertama, tentang runtuhnya khilafah utsmaniyah, kemudian Israel yang menempati wilayah palestina. Dan disana ada seorang alim cerdas, seorang yang tangguh dan berani memperjuangkan agamanya, seorang yang melakukan keseharian hanya untuk mendapat ridho dari Allah, seberat dan semenyakitkan apapun itu, Badiuzzaman Said Nursi.

Pidato-pidatonya masyaAllah jleb banget. Apa yang beliau sampaikan selalu bijaksana dan mengandung hikmah. Tentang kebangsaan misalnya, beliau menjelaskan lima pilar pintu surga yang harus dimiliki, dihayati dan diamalkan suatu bangsa yaitu persatuan hati, cinta bangsa, pendidikan yang seimbang antara pendidikan agama dan ilmu modern, memaksimalkan daya upaya manusia, serta menghentikan pemborosan dan pemubadziran.

Dan banyak lagi cerita kehidupan Badiuzzaman Said Nursi yang layak kita jadikan pecutan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pun si tokoh Fahmi dan orang disekitarnya dalam novel ini juga diceritakan dengan baik, banyak pelajaran yang bisa diambil. Keren dah bukunya… yang belum baca baca deh :)

Komentar